Jumat, 02 Desember 2011



MELEPAS KERINGAT

Hari ini adalah Senin, hari ke-17 di bulan Oktober yang gerah. Awal minggu yang menawarkan hawa panas khas negara tropis dengan rasa yang tidak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya. Setelah kemarin melepas rindu dengan ‘simbok’ di rumah, hari ini adalah hari yang biasa. Aktivitas yang serupa, keringat yang sama baunya, dan ngantuk yang sepertinya sangat seksi.

Cerita melepas keringat ini sebenarnya tidak jatuh di hari ini, tetapi minggu lalu, tepatnya hari Jumat. Jumat itu juga sebenarnya sama seperti hari biasanya. Kuliah rutin, dan bukan hari libur. Cuma bedanya, saya mencoba untuk tidak peduli dengan segala hal yang membuat tidak enak hati, dan sepertinya ide sepele ini berhasil. 


Jumat itu adalah hari yang bisa saja cukup membuat marah-marah, karena proposal PKM (Program Kreativitas Mahsiswa) yang sudah sampai Dirmawa ternyata menuai masalah, dan membuat seisi Dirmawa mengelus dada. Sebenarnya itu bukan salah mahasiswa (termasuk saya), dan atas hal itu saya berhak stress sampai mampus. Tapi toh saya cuma misuh dan ngomel-ngomel sama teman saya sambil cekakakan, habis itu pulang, revisi, kumpul lagi, selesai. 


Sorenya, stand Psikologi di Research Week 2011 menunggu untuk dijaga. Bosok sekali, saya baru sadar ternyata saya memilih jadwal jaga pas malam Sabtu, malam weekend. Konsekuensinya, sejak pukul 5 sore sampai 9 malam saya dan teman-teman yang jaga lainnya nyaris tidak berhenti melayani pengunjung yang bedol desa, tidak ada putusnya.  Pita suara kami harus olah raga di dalam Grha Sabha Pramana 4 jam non-stop, dengan waktu istirahat paling pas sholat tok. Sepertinya benar kata orang, efek senyum memang lebih meringankan fisik daripada ekspresi cemberut. Setelah empat jam itu rasanya tubuh tidak selelah yang dibayangkan, karena memang empat jam itu isinya prosesi mesam-mesem sambil nyerocos. Enak nan, rasanya kayak es krim kantin kampus. 


Stand tutup, di luar ada acara ben-benan di panggung seni Gelanggang Expo. Ternyata di sana ada pesta kembang apinya, meriah sekali. Kembang api yang diluncurkan dari sebelah selatan panggung dan atas perpustakaan UGM yang baru itu sebenarnya hanya standar saja, tidak ada istimewanya. tetapi antusias penontonlah yang membuat malam itu begitu hidup. Diiringi duo MC favorit saya, Gundhi dan Alit, penonton benar-benar terbawa dalam warna-warni kembang api malam itu. Sambil dirapali guyonan kere si MC, kami tertawa bersama, bertepuk tangan serentak, dan menikmati keceriaan di sana. Kami terlihat udik dan heboh sekali, tapi benar-benar menyatu dalam terang kembang dan wangi api.  Acara peluncuran kembang api paling berhasil yang pernah saya lihat selama ini, tahun baru di Bunderan HI pun sepertinya kalah. 


Malamnya, saya harus tidur tanpa alas di tempat jemur baju yang terbuka tanpa atap karena terkunci dari luar jam 2 malam, shit……Tapi siapa peduli, saya tetap bersyukur telah diberi Jumat yang menyenangkan, gratis lagi. Benar-benar momen sederhana yang tepat untuk melepas keringat, Jumat semangat.  

(Percayalah kata apotek: “Hati yang gembira adalah obat”)

HAIEVERYBODY



Karena memang saya suka grogi kalau memakai internet (sampai sekarang pun masih), baru sekarang halaman ini berhasil saya wujudkan.

O iya, sebelumnya 
Assalamu’alaikum wr. wb. 

Karena baru pertama muncul, alangkah terlihat santun apabila terlebih dahulu saya memperkenalkan orang yang membuat isi di blog mini ini. Orang itu saya sendiri Aditya Jatmika, orang-orang sering memanggil saya Jatmiko pake ‘o’. Itu panggilan populer ketika saya baru saja masuk SMA. Saya terpaksa dengan senang hati mengganti panggilan saya waktu itu karena ada banyak nama Adit di SMA dulu, dan karena posisi saya sebagai tamu baru di kota Jogja, saya ganti aja lah. Jadi, jangan bingung kalau sodara-sodari nyasar di kampung saya terus tanya “rumahnya Jatmiko sebelah mana ya?” orang-orang pasti pada plonga-plongo, karena panggilan saya sejatinya adalah ‘Adit’. Tapi saya senang sih dengan dua nama panggilan itu, karena saya terlihat lebih variatif. 

Inilah halaman yang memanifestasi apa saja dari otak saya yang kecil di dunia kita yang luas, atau bisa saja sepatah penggalan dari bumi yang luas di kepala saya yang kecil. Ada juga beberapa karya sederhana dari tangan saya yang nakal. Selamat membuka lembar demi lembar sajak digital saya. Anggap saja makanan, selamat menikmati.